Senin, 30 Juli 2012

PERIBAHASA (PROVERBS)


SEMOGA SELAMAT DAN BAHAGIA PARA PEMBACA
Peribahasa (Proverb)

Kata mutiara atau kata bijak bisa berbentuk peribahasa. Peribahasa dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Proverb, yang mana kata inipun berasal dari bahasa Latin Proverbium yaitu kata – kata konkrit dan sederhana yang dikenal secara berulang – ulang untuk mengungkapkan suatu kebenaran berdasarkan logika umum sebagai pengalaman praktis dalam hubungan kemanusiaan. Kata – kata ini sering kali pula disebut sebagai  metaforis yaitu Pengungkapan berupa perbandingan analogis untuk mengungkapan gambaran tentang perilaku seseorang atau sesuatu yang dianggap kurang cocok dalam lingkungan masyarakat. Peribahasa  menggambarkan hukum dasar dari tingkah laku dan umumnya berlaku sesuai dengan budaya yang ada di masyarakat. Peribahasa merupakan motto sebagai aturan dan prinisip dalam hidup dimasyarakat  yang tidak tertulis namun itu tetap berlaku sebagai cambuk atau pengingat bagi manusia yang melakukan perbuatan yang dianggap melanggar adat ataupun budaya di lingkungannya.
Ilmu yang mempelajari peribahasa disebut: paremiologi (dari bahasa Latin – paroimia – [peribahasa] – logos – ilmu) dan ini bisa ditelurusi ke masa – masa dulu jaman Aristotle. Sebaliknya Paremiografi adalah kumpulan kata kata mutiara. Seorang ahli peribahasa yang terkenal dari Amerika yaitu Wolfgang Mieder telah menulis dan mengedit lebih dari 50 buku peribahasa dan menulis artikel mengenai peribahasa yang mana peribahasa tersebut sering disitir (dipakai) oleh para ahli lainnya. Mieder mendifinisikan istilah peribahasa sebagai berikut:
Peribahasa adalah kalimat pendek yang dikenal dimasyarakat yang mengandung ajaran bijak, kebenaran, moral dan tradisi dalam bentuk metaforis, mudah diingat dan pasti dan diajarkan turun temurun dari generasi ke generasi.

[A proverb is a short, generally known sentence of the folk which contains wisdom, truth, morals, and traditional views in a metaphorical, fixed and memorizable form and which is handed down from generation to generation]
—Mieder 1985:119; juga dalam Mieder 1993:24

Berikut contoh peribahasa dalam bentuk perbandingan:
Dalam bahasa Inggris:
·         As busy as a bee (sibuk seperti lebah)
Dalam bahasa Jawa:
·         Seser koyo kitiran (berputar cepat seperti baling – baling)
Dalam bahasa Indonesia:
·         Otak udang (=berarti bodoh)

Subkategori yang lain dalam peribahasa adalah wellerisme, ini berasal dari nama Sam Weller dalam buku Charles Dickens The Picwick Papers (1837).  Wellerisme dibentuk dengan menggabungkan tingkah laku dalam pernyataan peribahasa dan umumnya itu tidak diharapkan dalam situati biasa atau normal. Contoh:

“Every evil is followed by some good,”
“Setiap kejahatan pasti ada kebaikannya”
Arti lainya adalah Tiap tiap celaka ada gunanya. Ini berarti orang akan insaf bila sudah mendapatkan celaka pada dirinya.

Kategori lainnya yang disebut anti-proverb (Mieder and Litovkina 2002 yaitu Perverb. Disni orang membuat peribahasa sebagai lelucon dan biasanya berlawanan dengan peribahasa yang telah ada. Contoh:
·       "Nerds of a feather flock together", kalimat peribahasa yang asli adalah:
·       "Birds of a feather flock together"
     “Burung yang warna bulunya sama terbang bersama-sama”
Bila kata birds diganti nerds mempunyai arti orang – orang yang bodoh, sehingga peribahasa diatas artinya:
·       “Orang bodoh akan berkumpul orang yang bodoh pula”
Tujuannya untuk menyindir orang – orang yang kurang pandai pasti kumpul orang yang kurang pandai.
Contoh lain:
·       "Early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy, and likely to talk about it,"  kalimat peribahasa yang asli adalah:
·       "Early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy, and wise," 
“Cepat tidur dan cepat bangun menjadikan orang sehat, makmur dan bijaksana”
Perverb biasanya dituliskan pada pakaian seperti kaos contoh dalam tulisan:
"If at first you don't succeed, skydiving is not for you."
“Jika pertama kali kamu gagal, meloncat dari langit bukanlah untukmu”
Ini merupakan perverb nasihat agar bila kita berusaha sekali tidak berhasil janganlah cepat menyerah atau bunuh diri dengan meloncat dari gedung tinggi atau tower listrik, dan telepon seluler yang sekarang lagi ngetren di kalangan masyarakat Indonesia. Punya masalah, tidak bisa memecahkan, bunuh diri dengan cara terjun dari tempat ketinggian.
Pertanyaannya sekarang dimana letak  kata – kata bijak atau kata – kata mutiara yang bisa memberikan semangat hidup pada masyarakat kita Indonesia, bila sedikit ada masalah bunuh diri adalah jalan keluarnya.
Dalam buku inilah akan dikupas tuntas contoh – contoh peribahasa yang layak untuk tuntunan hidup bermasyarakat secara damai dan santun dalam rangka menciptakan “Nation Character Building” membangun karakter bangsa yang telah luntur. Dan penulisan buku ini dengan judul Kata Mutiara / Peribahasa Yang Kehilangan Makna mengupas apa – apa saja kata bijak yang telah hilang dalam perilaku di masyarakat Indonesia.

Penulisan peribahasa biasanya menggunakan bentuk – bentuk gaya bahasa seperti:

·            Aliterasi :

Forgive and forget – (Inggris)
Ada air ada ikan – (Indonesia)

·            Paralelisme:
Nothing ventured, nothing gained - (Inggris)
Tak kenal, maka tak sayang - (Indonesia)

·            Rhyme (Irama):
When the cat is away, the mice will play – (Ingrris)
Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah – (Indonesia)

·            Assonansi (pengulangan vokal) seperti peribahasa dari suku Oromo di Ethiopia:
  • kan mana baala, a’laa gaala
“daun ada di rumah, tetapi unta ada di mana – mana”
Maknanya: seseorang yang punya reputasi besar diantara  mereka tetapi tidak dikenal oleh orang disekitarnya.

Peribahasa bisa ditemukan di berbagai bagian dunia, tetapi daerah yang mempunyai banyak peribahasa adalah Afrika Barat, sementara daerah yang mempunyai sedikit peribahasa adalah Amerika Utara dan Amerika Selatan (Mieder 2004: 108,109)
Peribahasa juga bisa ditemukan dalam satu rumpun bahasa dan ajaran agama. Contoh:

“No flies enter a mouth that is shut”
“Tak ada lalat masuk ke mulut yang bungkam”

Peribahasa ini bisa ditemukan di Spanyol, Ethiopia, dan beberapa negara disekitarnya. Oleh masyarakat sekitarnya peribahasa ini diyakini sebagai suatu kebenaran maka bisa disebarkan disekitarnya. Meskipun peribahasa ada banyak dimana – mana akan tetapi itu bisa dilacak kembali pada peribahasa Babylonia kuno (Pritchard, 1958:146).
Peribahasa digunakan para pembicara untuk berbagai macam tujuan. Kadang – kadang mereka digunakan sebagai cara mengatakan sesuatu dengan sopan dan santun secara tidak langsung  (Obeng 1996). Tujuan lainnya digunakan bila membicarakan sesuatu yang lebih berat dalam diskusi. Orang  menggunakan peribahasa untuk suasana percakapan lebih menarik dan tidak menjemukan. Di beberapa negara peribahasa biasa digunakan oleh pembicara – pembicara yang handal.
Study tentang peribahasa telah diterapkan dalam berbagai bidang. Tegasnya, mereka yang belajar cerita rakyat dan sastra akan tertarik dalam peribahasa dan banyak ahli menggunakan study peribahasa untuk memahami pikiran abstrak pada anak – anak, akultursai imgran, inteligensia, dan memahami proses mental dari orang – orang sakit jiwa dengan tema – tema budaya. Peribahasa sangat strategis bagi para pekerja sosial, guru, para pengkhotbah, penceramah bahkan para politisi. (Peribahasa sebagai alat propaganda oleh Nazi, lihat Mieder 1982).
Dalam kaitannya Membangun Karakter Bangsa, buku ini  akan memberikan contoh berbagai peribahasa dari berbagai sudut dan penjelasannya dengan tujuan untuk membangun karakater moral bangsa agar lebih baik dan bisa sebagai obat untuk mengobati segala permasalahan kehidupan sehari – hari.
Perspektif atau sudut pandang ini berdasarkan:
·       sosial budaya nusantara (Indonesia)
·       budaya Jawa, budaya Melayu, budaya lain di nusantara
·       agama di nusantara
·       kebiasaan hidup masyarakat pedalaman di nusantara

Satu kebanggaan bagi bangsa nusantara (Indonesia) bila mereka mengetahui bahwa seni musik gamelan digunakan untuk terapi mental bagi para narapidana di Inggris, sumber dari koran The Jakarta Post tahun 2005. Ketika dikonfirmasi petugas penjara menjelaskan bahwa seni musik gamelan traditional Jawa menggunakan keselarasan dalam memukulnya sehingga ritme musiknya dapat menjadi obat atau terapi mental bagi para narapida yang sudah masuk dalam rehabilitation institution (Lembaga Pemasyarakatan).
Dalam salah satu study kasus, bahwa memberikan nasihat kepada seseorang melalui budaya atau bahasa asli orang yang dinasihati ternyata lebih mengena / berhasil dari pada menasihati dengan menggunakan bahasa formal (resmi).
Suatu ketika, ada seorang pimpinan marah bukan main atas kesalahan anak buahnya, dengan keras dan membentak – bentak pimpinan itu memarahi anak buahnya. Namun anak buahnya bukan malah taat atau patuh kepada pimpinannya, sebaliknya malah menentang habis – habisan kepada pimpinannya. Beberapa hari kemudian pimpinannya minta tolong kepada seseorang untuk memberikan nasihat kepada anak buahnya itu. Karena sipemberi nasihat bijak maka dia mencari tahu siapa yang akan dinasihati (asal daerah, bahasa asli daerah anak buah itu) dengan berbekal bahasa dan budaya asli anak buah itu maka sipenasihat datang mengajak bicara dengan bahasa asli anak buah tersebut dan ternyata mujarab. Anak buah yang tadinya beringas dan penentang menjadi patuh dan penurut. (Lokasi: Palangkaraya - Kalimantan Tengah, Pimpinan keturunan Cina, anak buah keturunan Jawa). Dari Observasi mental dan tingkah laku – Psikonalisis dilakukan oleh penulis buku ini.

Dikutip dari:
KOREKSI KEHIDUPAN melalui
BUDI PEKERTI LUHUR DALAM PERIBAHASA
       Self – Reflection through Glorious Moral Values of Proverbs
Copyright by KISS – August  2010



1 komentar: