Peribahasa
/ Kata Mutiara Yang Kehilangan Makna
Peribahasa atau kata mutiara yang kehilangan makna disini dimaksudkan
adalah ada ungkapan peribahasa yang sudah terlupakan atau sengaja dilupakan dan
tidak lagi dipakai oleh masyarakat
setempat karena faktor – faktor lain yang telah melupakannya. Ini menjadikan
masyarakat seakan liar atau tidak mempunyai rasa sopan dan santun dan lebih
parah lagi masyarakat dianggap tidak memiliki budi pekerti luhur. Ini sesuatu
yang sangat memprihatinkan sekali dalam kehidupan bermasyarakat di nusantara
(Indonesia) pada awal abad 21 (duapuluh satu).
Bahkan banyak juga ungkapan peribahasa atau kata bijak yang diubah semacam
lelucon atau jenaka namun pengungkapannya tidak mengarahkan generasi pada
penanaman budi pekerti luhur sehingga ungkapan peribahasa itu yang dulunya
menunjukkan kesatuan sebagai kekuatan melemah menjadi kata biasa yang
kehilangan makna. Contoh:
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”
Makna aslinya dengan bersatu kita bisa kuat atau menang dalam masa
perjuangan penjajahan, bila bercerai secara individu menjadikan lemah mudah
untuk ditaklukkan atau dikalahkan oleh musuh.
Kenyataan sekarang yang ada ungkapan itu diubah menjadi lelucon:
“Bersatu kita teguh, bercerai kita kawin lagi”
Ini sejenis perverb dalam bahasa Inggris. Makna ungkapan tersebut menjadi
ungkapan orang berumah tangga saja antara suami isteri bila bersatu tetap utuh,
bila bercerai maka mencari pasangan lagi. Kenyataan ini menanamkan moral bahwa
bercerai dan kawin lagi begitu mudah dicapai atau dilakukan. Cocok menikah
tidak cocok bercerai. Bila ini berlanjut terus maka menciptakan generasi yang
mudah melecehkan atau kurang menghargai tatanan hidup masyarakat yang berbudi
pekerti luhur.
Kelemahan lain dari perkembangan peribahasa ditanah air karena peribahasa
hanya dipelajari di bangku pendidikan dan terbatas pada pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain di dalam mata pelajaran ungkapan peribahasa semestinya
menjadi pengetahuan wajib diketahui oleh seluruh masyarakat dalam usaha
membentuk pembangunan karakter bangsa yaitu melalui media masa terutama media
televisi dan radio. Mengapa harus televisi dan radio?
Alasannya adalah karena karakter bangsa kita Indonesia masih suka menonton
atau melihat dan mendengar saja. Karakter membaca dan menulis itu masih jarang
walau teknologi sudah maju. Ini terbukti dengan adanya banyak para ilmuwan
khususnya sarjana yang menjiplak karya tulis atau risetnya sehingga gelar
keilmuannya dicopot dianggap tidak sah. Sebaliknya berapa orang yang suka
menonton televisi akan lebih banyak dan membudaya di rumah – rumah terutama
menonton drama –drama seri cerita picisan. Sehingga Inilah alasan mengapa media
televisi lebih diutamakan untuk penyebaran peribahasa sebagai nation character
building.
Sedangkan media radio banyak didengarkan juga terutama didaerah yang tidak
terjangkau dengan siaran televisi. Melalui radio penyiar dapat menyebarkan
pesan moral untuk nation character building. Sehingga dituntut setiap stasiun
radio memberikan ungkapan peribahasa yang bisa membangkitkan semangat dalam
hidup seperti yang telah dimiliki radio dengan ungkapan:
“sekali diudara tetap di udara,
sekali merdeka tetap merdeka”
Inilah Radio Republik Indonesia.....
Biasanya ungkapan ini disiarkan pada
penutupan atau akhir siaran stasiun radio tersebut.
Makna ungkapan tersebut adalah dalam keadaan apapun siaran radio tetap
harus dipertahankan demi menyebarkan semangat perjuangan bangsa ini di masa
penjajahan. Namun ungkapan itu tidak dikenal oleh sebagian besar rakyat atau
masyarakat sekarang ini karena kurangnya informasi penyiaran ungkapan
peribahasa itu sendiri oleh stasiun radio di Indonesia. Apalagi radio swasta
tanpa menggunakan ungkapan seperti itu. Mereka cenderung menyitir ungkapan dari
dari kelompok tertentu yang mana tidak bisa lagi dimiliki secara umum oleh
masyarakat pendengar. Inilah kelemahan dasar yang perlu disadari oleh stasiun
radio agar nation character building dapat terwujud. Sehingga bangsa ini
menjadi bangsa yang beradab dan berbudi pekerti luhur.
Berikut ungkapan peribahasa, kata – kata mutiara atau kata – kata bijak atupun
perumpamaan dari berbagai negara yang bisa dijadikan sebagai bahan nation
character building beserta penjelasan dan maknanya:
A bad workman always blames
his tools
Pekerja yang tidak pandai selalu
menyalahkan peralatannya.
Maknanya:
Orang yang kurang terampil
sering kali berlagak atau bergaya seperti orang pintar akan selalu menyalahkan
pihak lain (peralatan) untuk menutupi kekurangannya atas kecerobohannya.
Penjelesan:
Banyak dimasyarakat kita ini selalu
menyalahkan pihak lain apabila ada kesalahan atau kecerobohan di dalam perilaku
yang telah dibuatnya sendiri. Kebiasaan ini menjadikan orang sering kali saling
tuding atau saling serang kepada pihak lain untuk menutupi kekurangannya.
Contoh:
Ada kecelakaan alat transportasi yang berakibat fatal dan menelan banyak
korban jiwa.
Maka kalimat yang sering dimunculkan oleh pejabat
berwenang selalu dengan bahasa Eufisme (bahasa halus lain) sebagai penggantinya
biar kelihatan tidak kasar:
Kecelakaan ini karena
human error
Kata “human error” ini merupakan kalimat
penghalus untuk menutupi bahwa sebenarnya kecelakaan itu juga disebabkan oleh
tidak layaknya peralatan transportasi yang ada karena sudah tua jenis
kendaraannya sehingga tidak layak jalan. Semestinya penguasa betul –betul
mengecek alat transportasi sehingga tidak menimbulkan korban kecelakaan yang
merugikan orang banyak.
Kebiasaan semacam ini akan
mengajarkan moral pada generasi terbiasa untuk menyalahkan pihak lain untuk
menutupi kekurangannya atas kecerobohannya. Janganlah diajarkan atau
dibiasakan pada anak didik sejak dini kebiasaan untuk menyalahkan orang lain
sebelum mengoreksi apa kesalahan sendiri dulu.
Contoh lain:
Ini sering terjadi dimana – mana terutama dalam bentuk kelompok,baik
disekolah atau di organisasi. Ketika ada tugas kelompok untuk dikerjakan 5 – 6
orang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan kebiasaannya yang bekerja hanya 1
atau 2 orang saja sedang yang lain menunggu hasilnya saja. Ketika waktu untuk
mengumpulkan tiba maka yang terjadi pekerjaan tidak selesai dan muncul saling
menyalahkan satu sama lain karena tidak ada kerja sama yang baik dalam tim
kelompok tersebut.
Kebiasaan ini harus dihindarkan sejak dini kepada semua
orang baik yang muda maupun yang tua. Bila kebiasaan menyalahkan orang lain
terus digunakan maka ini menjadi kebiasaan buruk yang berkepanjangan.
Sehingga ajarkan pada anak – anak sejak dini dengan
ungkapan bijak:
Do not break the mirror
if you see your face bad
Jangan pecahkan cermin kaca kalau kelihatan wajah anda jelek.
Maknanya:
Jangan dibiasakan menyalahkan orang lain bila ada sesuatu
yang buruk atau tidak enak menimpa diri anda.
Inilah
satu ajaran moral yang berguna untuk nation character building.
Do not break
the mirror if you see your face bad
Jangan pecahkan cermin kaca kalau
kelihatan wajah anda jelek.
Kebiasaan buruk sejak kecil sering menyalahkan pihak lain bisa menumbuhkan
sifat iri ataupun dengki, ungkapan peribahasa yang ada adalah:
Envy never enriched any
man.
Kedengkian
belum pernah membuat kaya siapapun.
Maknanya:
Janganlah sekali kali kita dengki terhadap keburuntungan
orang lain, karena hal yang demikian itu hanya akan menimbulkan kesengsaraan
dalam jiwa kita sendiri.
Penjelasan:
Iri,dengki perasaan
negatif terhadap orang lain tidaklah pantas kita pelihara dalam jiwa. Selama
kita masih percaya bahwa Tuhan selalu memberikan keuntungan atau berkah kepada
umatnya, maka sejak ini pula kita tidak pantas memelihara kebiasaan buruk
bersifat iri dan dengki terhadap keberuntungan, keberhasilan siapapun. Dan
Tuhan pasti juga akan memberikan keberuntungan pada diri kita.
Contoh:
Ada orang yang berhasil atau sukses sehingga
kehidupannnya enak dari kita. Maka sifat kita sebaiknya merasa bersyukur bahwa
kehidupan orang disekitar kita juga lebih baik. Mengapa demikian? Karena bila
kehidupan masyarakat disekitar kita kurang beruntung, maka itu akan berpengaruh
pada diri kita juga, bahkan bisa jadi kita harus bertanggung jawab terhadap
keburukan atau ketidak beruntungan orang – orang disekitar kita juga.
Dengan demikian kita harus berkeyakinan bahwa:
Help yourself, God will help
you
Tolonglah dirimu sendiri dan Tuhan pasti akan menolongmu.
Maknanya:
Orang harus berani bekerja keras dan berusaha sebaik
–baiknya terlebih dahulu, baru kemudian menikmati hasil semua jerih payah itu.
Dengan begitu kebiasaan
kita yang bermalas malasan atau berpangku tangan sebaiknya dibuang jauh jauh.
Mulai sekarang bangkit untuk berjuang bekerja keras dengan keyakinan penuh
bahwa Tuhan pasti akan memberikan keberuntungan atau berkah pada diri kita. Ini
sesuai dengan ungkapan yang kita miliki:
Berakit rakit ke hulu,
berenang – renang ketepian
Bersakit – sakit dahulu bersenang senang kemudian.
Maknanya:
Orang kalau mau berhasil dalam segala hal apapun harus
berjuang keras sampai diibaratkan harus sakit terlebih dulu dan yakin kita akan
mendapatkan imbalan dari jerih payah yang telah kita lakukan.
Sehingga mulai sekarang kita harus berjuang menuju keberhasilan dalam
segala bidang dengan cara yang baik dan benar atau halal. Mengapa demikian?
DiKutip dari:
KOREKSI KEHIDUPAN melalui
BUDI
PEKERTI LUHUR DALAM PERIBAHASA
Self –
Reflection through Glorious Moral Values of Proverbs
Copyright by KISS – August 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar