Senin, 30 Juli 2012

KATA MUTIARA YANG KEHILANGAN MAKNA

SEMOGA SELAMAT DAN BAHAGIA PARA PEMBACA

Peribahasa / Kata Mutiara Yang Kehilangan Makna

Peribahasa atau kata mutiara yang kehilangan makna disini dimaksudkan adalah ada ungkapan peribahasa yang sudah terlupakan atau sengaja dilupakan dan  tidak lagi dipakai oleh masyarakat setempat karena faktor – faktor lain yang telah melupakannya. Ini menjadikan masyarakat seakan liar atau tidak mempunyai rasa sopan dan santun dan lebih parah lagi masyarakat dianggap tidak memiliki budi pekerti luhur. Ini sesuatu yang sangat memprihatinkan sekali dalam kehidupan bermasyarakat di nusantara (Indonesia) pada awal abad 21 (duapuluh satu).
Bahkan banyak juga ungkapan peribahasa atau kata bijak yang diubah semacam lelucon atau jenaka namun pengungkapannya tidak mengarahkan generasi pada penanaman budi pekerti luhur sehingga ungkapan peribahasa itu yang dulunya menunjukkan kesatuan sebagai kekuatan melemah menjadi kata biasa yang kehilangan makna. Contoh:

“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh

Makna aslinya dengan bersatu kita bisa kuat atau menang dalam masa perjuangan penjajahan, bila bercerai secara individu menjadikan lemah mudah untuk ditaklukkan atau dikalahkan oleh musuh.  Kenyataan sekarang yang ada ungkapan itu diubah menjadi lelucon:
“Bersatu kita teguh, bercerai kita kawin lagi

Ini sejenis perverb dalam bahasa Inggris. Makna ungkapan tersebut menjadi ungkapan orang berumah tangga saja antara suami isteri bila bersatu tetap utuh, bila bercerai maka mencari pasangan lagi. Kenyataan ini menanamkan moral bahwa bercerai dan kawin lagi begitu mudah dicapai atau dilakukan. Cocok menikah tidak cocok bercerai. Bila ini berlanjut terus maka menciptakan generasi yang mudah melecehkan atau kurang menghargai tatanan hidup masyarakat yang berbudi pekerti luhur.
Kelemahan lain dari perkembangan peribahasa ditanah air karena peribahasa hanya dipelajari di bangku pendidikan dan terbatas pada pelajaran Bahasa Indonesia. Selain di dalam mata pelajaran ungkapan peribahasa semestinya menjadi pengetahuan wajib diketahui oleh seluruh masyarakat dalam usaha membentuk pembangunan karakter bangsa yaitu melalui media masa terutama media televisi dan radio. Mengapa harus televisi dan radio?
Alasannya adalah karena karakter bangsa kita Indonesia masih suka menonton atau melihat dan mendengar saja. Karakter membaca dan menulis itu masih jarang walau teknologi sudah maju. Ini terbukti dengan adanya banyak para ilmuwan khususnya sarjana yang menjiplak karya tulis atau risetnya sehingga gelar keilmuannya dicopot dianggap tidak sah. Sebaliknya berapa orang yang suka menonton televisi akan lebih banyak dan membudaya di rumah – rumah terutama menonton drama –drama seri cerita picisan. Sehingga Inilah alasan mengapa media televisi lebih diutamakan untuk penyebaran peribahasa sebagai nation character building.
Sedangkan media radio banyak didengarkan juga terutama didaerah yang tidak terjangkau dengan siaran televisi. Melalui radio penyiar dapat menyebarkan pesan moral untuk nation character building. Sehingga dituntut setiap stasiun radio memberikan ungkapan peribahasa yang bisa membangkitkan semangat dalam hidup seperti yang telah dimiliki radio dengan ungkapan:

“sekali diudara tetap di udara,
sekali merdeka tetap merdeka”
Inilah Radio Republik Indonesia.....

Biasanya ungkapan ini disiarkan  pada penutupan atau akhir siaran stasiun radio tersebut.
Makna ungkapan tersebut adalah dalam keadaan apapun siaran radio tetap harus dipertahankan demi menyebarkan semangat perjuangan bangsa ini di masa penjajahan. Namun ungkapan itu tidak dikenal oleh sebagian besar rakyat atau masyarakat sekarang ini karena kurangnya informasi penyiaran ungkapan peribahasa itu sendiri oleh stasiun radio di Indonesia. Apalagi radio swasta tanpa menggunakan ungkapan seperti itu. Mereka cenderung menyitir ungkapan dari dari kelompok tertentu yang mana tidak bisa lagi dimiliki secara umum oleh masyarakat pendengar. Inilah kelemahan dasar yang perlu disadari oleh stasiun radio agar nation character building dapat terwujud. Sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang beradab dan berbudi pekerti luhur.
Berikut ungkapan peribahasa, kata – kata mutiara atau kata – kata bijak atupun perumpamaan dari berbagai negara yang bisa dijadikan sebagai bahan nation character building beserta penjelasan dan maknanya:



 
A bad workman always blames his tools
Pekerja yang tidak pandai selalu menyalahkan peralatannya.

Maknanya:
Orang yang kurang terampil sering kali berlagak atau bergaya seperti orang pintar akan selalu menyalahkan pihak lain (peralatan) untuk menutupi kekurangannya atas kecerobohannya.

Penjelesan:
Banyak dimasyarakat kita ini selalu menyalahkan pihak lain apabila ada kesalahan atau kecerobohan di dalam perilaku yang telah dibuatnya sendiri. Kebiasaan ini menjadikan orang sering kali saling tuding atau saling serang kepada pihak lain untuk menutupi kekurangannya.

Contoh:
Ada kecelakaan alat transportasi yang berakibat fatal dan menelan banyak korban jiwa.
Maka kalimat yang sering dimunculkan oleh pejabat berwenang selalu dengan bahasa Eufisme (bahasa halus lain) sebagai penggantinya biar kelihatan tidak kasar:

Kecelakaan ini karena human error

Kata “human error” ini merupakan kalimat penghalus untuk menutupi bahwa sebenarnya kecelakaan itu juga disebabkan oleh tidak layaknya peralatan transportasi yang ada karena sudah tua jenis kendaraannya sehingga tidak layak jalan. Semestinya penguasa betul –betul mengecek alat transportasi sehingga tidak menimbulkan korban kecelakaan yang merugikan orang banyak.

Kebiasaan semacam ini akan mengajarkan moral pada generasi terbiasa untuk menyalahkan pihak lain untuk menutupi kekurangannya atas kecerobohannya. Janganlah diajarkan atau dibiasakan pada anak didik sejak dini kebiasaan untuk menyalahkan orang lain sebelum mengoreksi apa kesalahan sendiri dulu.
Contoh lain:
Ini sering terjadi dimana – mana terutama dalam bentuk kelompok,baik disekolah atau di organisasi. Ketika ada tugas kelompok untuk dikerjakan 5 – 6 orang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan kebiasaannya yang bekerja hanya 1 atau 2 orang saja sedang yang lain menunggu hasilnya saja. Ketika waktu untuk mengumpulkan tiba maka yang terjadi pekerjaan tidak selesai dan muncul saling menyalahkan satu sama lain karena tidak ada kerja sama yang baik dalam tim kelompok tersebut.
Kebiasaan ini harus dihindarkan sejak dini kepada semua orang baik yang muda maupun yang tua. Bila kebiasaan menyalahkan orang lain terus digunakan maka ini menjadi kebiasaan buruk yang berkepanjangan.
Sehingga ajarkan pada anak – anak sejak dini dengan ungkapan bijak:
Do not break the mirror if you see your face bad
Jangan pecahkan cermin kaca kalau kelihatan wajah anda jelek.

Maknanya:
Jangan dibiasakan menyalahkan orang lain bila ada sesuatu yang buruk atau tidak enak menimpa diri anda.

Inilah satu ajaran moral yang berguna untuk nation character building.



 
 
 Do not break the mirror if you see your face bad 
Jangan pecahkan cermin kaca kalau kelihatan wajah anda jelek.
Kebiasaan buruk sejak kecil sering menyalahkan pihak lain bisa menumbuhkan sifat iri ataupun dengki, ungkapan peribahasa yang ada adalah:
Envy never enriched any man.
Kedengkian belum pernah membuat kaya siapapun.

Maknanya:
Janganlah sekali kali kita dengki terhadap keburuntungan orang lain, karena hal yang demikian itu hanya akan menimbulkan kesengsaraan dalam jiwa kita sendiri.

Penjelasan:
Iri,dengki perasaan negatif terhadap orang lain tidaklah pantas kita pelihara dalam jiwa. Selama kita masih percaya bahwa Tuhan selalu memberikan keuntungan atau berkah kepada umatnya, maka sejak ini pula kita tidak pantas memelihara kebiasaan buruk bersifat iri dan dengki terhadap keberuntungan, keberhasilan siapapun. Dan Tuhan pasti juga akan memberikan keberuntungan pada diri kita.
Contoh:
Ada orang yang berhasil atau sukses sehingga kehidupannnya enak dari kita. Maka sifat kita sebaiknya merasa bersyukur bahwa kehidupan orang disekitar kita juga lebih baik. Mengapa demikian? Karena bila kehidupan masyarakat disekitar kita kurang beruntung, maka itu akan berpengaruh pada diri kita juga, bahkan bisa jadi kita harus bertanggung jawab terhadap keburukan atau ketidak beruntungan orang – orang disekitar kita juga.
Dengan demikian kita harus berkeyakinan bahwa:

Help yourself, God will help you
Tolonglah dirimu sendiri dan Tuhan pasti akan menolongmu.

Maknanya:
Orang harus berani bekerja keras dan berusaha sebaik –baiknya terlebih dahulu, baru kemudian menikmati hasil semua jerih payah itu.

Dengan begitu kebiasaan kita yang bermalas malasan atau berpangku tangan sebaiknya dibuang jauh jauh. Mulai sekarang bangkit untuk berjuang bekerja keras dengan keyakinan penuh bahwa Tuhan pasti akan memberikan keberuntungan atau berkah pada diri kita. Ini sesuai dengan ungkapan yang kita miliki:

Berakit rakit ke hulu, berenang – renang ketepian
Bersakit – sakit dahulu bersenang senang kemudian.

Maknanya:
Orang kalau mau berhasil dalam segala hal apapun harus berjuang keras sampai diibaratkan harus sakit terlebih dulu dan yakin kita akan mendapatkan imbalan dari jerih payah yang telah kita lakukan.
 
Sehingga mulai sekarang kita harus berjuang menuju keberhasilan dalam segala bidang dengan cara yang baik dan benar atau halal. Mengapa demikian? 

 DiKutip dari:
KOREKSI KEHIDUPAN melalui
BUDI PEKERTI LUHUR DALAM PERIBAHASA
       Self – Reflection through Glorious Moral Values of Proverbs
Copyright by KISS – August  2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar