SEMOGA SELAMAT DAN BERBAHAGIA PARA PEMBACA.
MELUNTURKAH RASA
NASIONALISME kita?
Dulu ketika aku masih kecil, hari hari menjelang peringatan Hari
kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus, banyak masyarakat mulai menghias atau
mengecat rumah pagar, sebagai bentuk rasa kebanggaan akan semangat kemerdekaan
RI 1945. Hiasan mulai dari bendera merah putih didepan rumah masing masing
warga hingga umbul umbul, lampu hias
warna warni juga menyemarakkan penyambutan peringatan Kemerdekaan itu.
Namun, hal itu sekarang terlihat sangat jarang bahkan, seakan akan warga masyarakat
tidak perduli lagi dengan peringatan kemerdekaan itu. Sehingga hiasan hiasan
paling tidak bendera merah putih yang semestinya sudah berkibar sejak awal
bulan Agustus, tapi sampai sekarang tanggal 10 Agustus nampak masih lengang.
Itupun juga terjadi di instansi pemerintah, sekolah apalagi perkampungan
masyarakat. Meskipun ada yang mengibarkan tetapi jumlahnya tidak sebanyak dan
sesemarak jaman dahulu.
Sungguh Ironis!!!
Beberapa orang warga berkomentar,
mengapa mereka enggan mengibarkan bendera? Karena mereka merasa tidak merdeka?
Merdeka bagi mereka adalah merdeka ekonomi, merdeka untuk mendapatkan
penghasilan yanga layak, merdeka mendapatkan pekerjaan yang mudah. Namun
kenyataan yang ada bagi mereka, merdeka hanya dimilik oleh pejabat pemerintah. Para
pejabat banyak yang korup dan mereka yang merdekan. Sementara rakyat kecil
tertindas dan terpinggirkan, bahkan mereka tidak menikmati kemerdekaan itu
sendiri.
Tegasnya rakyat kecil merasa tidak merdeka, mereka malah tertindas oleh
kekuasaan yang ada. “Lantas untuk apa aku mengibarkan bendera, sementara
kehidupanku tertindas oleh kemiskinan dan oleh pejabat yang korup?” argumen
mereka.
Memang sungguh memprihatinkan!!!
67 tahun merdeka,
namun rakyat masih tetap sengsara.
Kemiskinan merajalela,
meski statistik ekonomi menunjukkan angka yang baik,
tapi itu tidak berarti menunjukkan kehidupan yang lebih baik.
Statistik hanya angka
Untuk menggembirakan penguasa.
Namun rakyat tetap hidup sengsara dan menderita.
Aku benci penguasa. Aku benci Pemerintah yang korup.
Kapankah kami (rakyat miskin) bisa merdeka.???
Kapan? Kapan?
*************************
Dari ilustrasi
diatas jelas. Kita perlu membedakan antara Pemerintah dan Negara.
pemerintah pe.me.rin.tah
[n] (1) sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya; (2) sekelompok orang yg secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan; (3) penguasa suatu negara (bagian negara): ~ negeri dimisalkan pengemudi negara; negara memerlukan ~ yg kuat dan bijaksana; (4) badan tertinggi yg memerintah suatu negara (spt kabinet merupakan suatu pemerintah): beberapa anggota DPR meminta supaya ~ segera menyerahkan rancangan undang-undang itu ke DPR; jawaban ~ dibacakan oleh Menteri Dalam Negeri; (5) negara atau negeri (sbg lawan partikelir atau swasta): baik sekolah ~ maupun sekolah partikelir harus dibangun tiga tingkat; (6) pengurus; pengelola: ~ perkebunan dan tambang
[n] (1) sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya; (2) sekelompok orang yg secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan; (3) penguasa suatu negara (bagian negara): ~ negeri dimisalkan pengemudi negara; negara memerlukan ~ yg kuat dan bijaksana; (4) badan tertinggi yg memerintah suatu negara (spt kabinet merupakan suatu pemerintah): beberapa anggota DPR meminta supaya ~ segera menyerahkan rancangan undang-undang itu ke DPR; jawaban ~ dibacakan oleh Menteri Dalam Negeri; (5) negara atau negeri (sbg lawan partikelir atau swasta): baik sekolah ~ maupun sekolah partikelir harus dibangun tiga tingkat; (6) pengurus; pengelola: ~ perkebunan dan tambang
Negara ne.ga.ra
[n] (1) organisasi dl suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; (2) kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya: kepentingan -- lebih penting dp kepentingan perseorangan
[n] (1) organisasi dl suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; (2) kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya: kepentingan -- lebih penting dp kepentingan perseorangan
Dari sini jelas, bila kita enggan mengibarkan bendera karena benci
pemerintah, itu tidak jadi masalah. Anda bisa tidak suka dengan pemerintahan
yang ada, mungkin karena itu bukan pilihan anda pada saat pemilu.
Tapi janganlah membenci negara. Negara merupakan satu kesatuan utuh rakyat,
wilayah dan pemerintah serta adata budaya yang ada didalam negara itu. Dan bendera
itu merupakan salah satu simbol yang mewakili negara, bukan simbol mewakili
pemerintah atau penguasa.
Ketika kita enggan mengibarkan bendera merah putih, maka dimana rasa
nasionalisme kita? Apa nasionalisme itu?
Nasionalisme na.si.o.na.lis.me
[n] (1) paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: -- makin menjiwai bangsa Indonesia; (2) kesadaran keanggotaan dl suatu bangsa yg secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
[n] (1) paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: -- makin menjiwai bangsa Indonesia; (2) kesadaran keanggotaan dl suatu bangsa yg secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
Di dalam jiwa nasionalisme tertanam
sebuah keinginan untuk membangun negara sesuai dengan cita-cita, harapan, dan
kemampuan bangsa sendiri. Jiwa nasionalisme akan menjelma dalam ideologi negara
yang berlandaskan pada keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan
negara secara utuh dan menyeluruh tanpa bergantung kepada bangsa lain. Cinta
tanah air merupakan wujud dari sila Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Rasa cinta
tanah air tidak terlepas dari patriotisme.
Patriotisme yang merupakan sikap kepahlawanan adalah sikap yang gagah berani,
pantang menyerah, dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar
Nasional sebagai wujud bangga menjadi bangsa Indonesia yang merdeka dari
penjajahan kolonial. Bila kita saat ini belum merdeka atas ekonomi dan
kehidupan yang layak, perjuangan kita bukan untuk membenci negara (NKRI) tetapi
kita berjuang untuk membentuk pemerintahan yang bersih (tidak korup) dan
berwibawa serta tegas menghadapi permasalan yang ada.
Penulis berharap, masyarakat luas perlu tahu dan sadar bahwa memperingati
kemerdekaan setiap tahun adalah untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah
mendirikan negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bangga kita
menjadi bangsa Indonesia.
Bacalah naskah proklamasi dibawah ini:
Sekali lagi ingat kita bangga untuk negara Indonesia seperti yang ada dalam
naskah proklamasi founding father (Soekarno – Hatta) menanda tangani naskah
tersebut dengan tulisan:
Atas nama Bangsa
Indonesia,
Soekarno – Hatta
Bukan atas nama pemerintah Indonesia, tapi atas
nama Bangsa Indonesia.
Sehingga pemerintah orang orangnya bisa ganti dalam kurun waktu 5 – 10 tahun,
tetapi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah satu kesatuan yang utuh selama
lamanya. Maka cintailah dan belalah NKRI.
Selamat memperingati HUT ke 67 Republik Indonesia.
Sekali Merdeka Tetap Merdeka.
Selamat merenungkan artikel ini,
semoga KESADARAN semua pembaca akan membawa
kebaikan untuk kehidupan di Indonesia NKRI ini.
Merdeka....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar